Friday, December 20, 2013

Masalah

         Setiap orang pasti sudah pernah memiliki masalah yang cukup berat, dan masalah itu pun pasti pernah saya rasakan. Setiap masalah pasti ada jalan keluarnya dan pasti ada solusi untuk menyelesaikan masalahnya sendiri. Tanpa bantuan orang lain pun kita pasti bisa menyelesaikan masalah sendiri. Hewan pun bisa menyelesaikan masalahnya sendiri
          Kita hidup didunia bukan untuk berpoya - poya tapi kita hidup didunia untuk berusaha, bukan hidup namanya jika kita tidak pernah mempunyai masalah sekecil apa pun. jangan kalian kira mentang - mentang manusia yang gak sempurna selalu dapet masalah orang yang sempurna pun mendapatkan masalah seperti kita. jadi jika kita mempunyai masalah jangan dibiarkan, jangan lari dari masalah, jangan takut, tapi selesaikanlah masalah dengan baik dan tidak memakai emosional, menyelesaikan masalah harus dengan kepala dingin jika kita menyelesaikan masalah dengan kepala panas masalah pun tidak akan beres.
(wanda aji aprila / VII-F) 

Thursday, December 19, 2013

Lingkungan dan Anak Anak SMPN 1 Lembang

Lingkungan dan Anak Anak SMPN 1 Lembang

 Lingkungan SMPN 1 LEMBANG waktu dulu bersih dan terawat. dari dulu sekolah SMPN 1 LEMBANG anak-anaknya disiplin, tapi semenjak ada kelas VII yang baru lingkungan SMPN 1 LEMBANG sampah bertebaran dimana-mana dan lingkungan atau taman-taman pun jadi gak terawat, dan bunga-bunganya pun jarang disiram, tapi itu pas masuk pertama yah anak-anak kelas VII kaya gitu.
   anak-anak kelas VII sekarang yang lebih  parahnya lagi bahasanya pada gak sopan, tapi kakak

kelasnya pun banyak yang suka bilang gak sopan kaya gitu. kalo kata guru yang suka lewak ke kelas VII "lingkungan kelas VII kurang terawat dan tempat sampahnya pun pada penuh" tapi kelas VII malah enjoy-enjoy  aja tuh.
   sempet juga loh bapak/ibu gurunya pun pada marah gara-gara lingkungan yang gak kerawat dan banyak sampah yang menimbulkan bakteri, tapi sekarang agak mendingan loh sampahnya 65% kurang dari pada yang dulu.
   tapi seru juga loh  jadi kelas VII, kelas VII itu menurut aku nih yah nyenengin soalnya pada bisa diajak kompromi, tapi kompromi apa dulu tuh? wkwkwk masih tanda tanya. dan jadi anak kelas VII juga ada yang paling gak disukai sama aku, JAIL, orang lagi duduk tempat duduknya di tarik, ya iya jatoh. seru juga loh jailin orang. wkwkwk
(wanda aji aprila/VII-F)

Wednesday, December 11, 2013

Lensa

Judul foto : Rapuh
Judul foto : Si Merah
Judul Foto : Iga
Judul Foto : Senja
Judul Foto : Daun

Judul Foto : Sendiri


Judul Foto : Mekar


Suara Hati

Balad 357

Tips

Kisah Teladan

MERINDUKAN “KICAUAN” BURUNG SETIAP PAGI DAN SORE DI SEKITAR RUMAHKU
Oleh: Bapak Sukardi (Ketua MGMP IPA tingkat Sekolah)

“Sambutlah Aku (burung Parrot), Kau (Manusia dan sekeliling rumahnya) pun semangat, Keseimbangan Alam di sekeliling hidup orang Adelaide” true story My first experience visited when Training Teachers sort times bukan  “mimpi”.

Mahalnya Keseimbangan Ekosistem Hunian Manusia
Jika kita ingin mendapatkan berbagai jenis buah-buahan dan sayuran berkualitas, atau tanaman hias indah unik dan hampir langka pergilah ke pusat ibu kota. Umumnya bisa dengan mudah didapatkan bagi segelintir orang yang memiliki hobby tanpa terbebani biaya. Kota salah satu pusat keramaian transaksi menjadi pilihan untuk mencari berbagai kebutuhan termasuk hobby. Bagaimana jika hobby kita mengoleksi hewan-hewan yang unik dan hampir punah? Percayalah pusat keramaian kota lah tempatnya. Pusat kota di sebagian besar di Indonesia, berbagai hewan yang hanya bisa dilihat di layar kaca atau hanya foto dan gambarnya bisa didapat secara langsung bagi kolektor. Tapi, dapatkah keterpaduan Buah-buahan, Pohon dan berbagai hewan hidup secara alamiah berdampingan dengan hunian manusia kota bisa dinikmati setiap waktu?
Saat musim winter di Adelaide South Australia di bulan September-Nopember 2013. Pertama kali tinggal di sana selama 21 hari di rumah Mr. David and Mrs. Lienne Storch, alamat 41 Williamson Road Para Hills Adelaide. Sangat menikmati suasana rumah dan sekelilingnya. Ada yang sangat berbeda dengan hunian kebanyakan kota di Indonesia termasuk Bandung dan Lembang sekalipun.
Usai Sholat Shubuh terdengar suara angin cukup kencang yang berbaur dengan nyanyian burung-burung. Tampak kegelapan pagi mulai beranjak cahaya di Langit Timur dengan aneka warna menyeruak bagai orchestra nyanyian burung-burung menyemangati penghuni. “Mimpikah”, oh ternyata tampak di pepohan rindang depan dan di belakang   rumah sahutan burung beterbangan bebas. Kepenasaran ini berlanjut hingga teringat masa lalu tahun 70 an di  kampung halaman (red. Kuningan Jawa Barat). Ketika itu para petani bergegas mandi di sungai atau kolam di sekitarnya, sambutan ayam, burung dan hewan-hewan liar mengiringi aktivitas pagi dihiasi asap membumbung di hampir setiap tungku dapur.
Dua pengalaman ini, jelas antara Adelaide dengan Kampung halaman berbeda tempat lingkungan, budaya, orang dan aktivitasnya. Tapi kesamaannya ada pada “Keterpaduan Suasana Alamiah”. Betapa mahalnya untuk mendapati “Kerinduan” ini. Sudah tidak mungkin lagi untuk kembali ke tahun 1970 an, juga kapan lagi bisa menikmati hidup di Adelaide yang sangat jauh dari negeri Indonesia.
Mahalnya terletak pada teerciptanya Keseimbangan Ekosistem Sekitar Hunian Kota Manusia. Karena “Mahal” banyak sudah orang-orang Kota mungkin juga Desa enggan meraihnya bahkan cenderung “menyerah” tanpa upaya untuk memperbaiki keadaan Keseimbangan ekosistem alam ini. Nah, bagaimana dengan kita?
Kelestarian satwa burung dan kesejahteraan masyarakat Adelaide
Bagi manusia, burung memiliki arti penting dari sisi ekonomi, sosial, budaya, bahkan spiritual. Pemanfaatan burung seringkali berujung pada eksploitasi yang dapat mengakibatkan kepunahan.  Setiap kali satu jenis burung punah, berarti hilang selamanya. Sentuhan teknologi dan kebijaksanaan, menjadikan kenikmatan tersendiri dapat berlangsung secara berkelanjutan (Komitmen orang Peduli).
Burung dan Lingkungan
Ketika orang Adelaide merasakan kehadiran burung-burung ini setiap waktu di sekeliling huniannya, itu seperti  ketika kita melihat burung gereja berarti kita masih berada di pemukiman manusia, burung-burung terbang bebas berarti di sekitar tempat itu masih nyaman aman baginya. Fakta sederhana yang hanya bisa disampaikan oleh mereka yang memberikan perhatian pada burung-burung yang hidup “liar” di sekitar mereka. Mempelajari kehidupan burung di habitatnya, mengajarkan kepada kita arti penting lingkungan tempat kita hidup. Mengandung makna lain bahwa burung dan lingkungan akan membawa kita untuk lebih memperhatikan lingkungan kita dengan menyenangkan, menyehatkan, dan inovasi dalam tata kelola habitat dan lingkungan tempat hidup yang berkelanjutan ini mencerdaskan tentunya. Sebuah “Kebijakan yang sejalan dengan kelestarian keanekaragaman hayati dan ekosistemnya”.
Manfaat Burung dan Lingkungan bagi Kehidupan, Manusia hidup di permukaan bumi bersama-sama dengan komponen lingkungan lainnya, berupa komponen biotik, yaitu hewan, tumbuhan, dan jasad renik, serta komponen abiotik (tidak hidup). Secara langsung maupun tidak, secara disadari ataupun tidak semua unsur-unsur lingkungan yang ada di sekitar senantiasa memberikan manfaat bagi hidup dan kehidupan manusia. Sebagai contoh, untuk memenuhi kebutuhan oksigen, manusia dan burung memanfaatkan tumbuhan dalam proses pernafasan senantiasa menghirup oksigen yang terdapat di atmosfer.
Lebih khusus beberapa manfaat unsur lingkungan hidup bagi manusia antara lain. a) Ruang muka bumi sebagai tempat berpijak dan beraktivitas sehari-hari; b) Tanah dapat dijadikan area lahan untuk kegiatan ekonomi, seperti lahan pertanian, perkebunan, dan peternakan, aktivitas sosial lainnya; c) Unsur udara (oksigen) sangat bermanfaat untuk bernafas manusia dan hewan; d) Komponen hewan dan tumbuhan merupakan sumber bahan makanan bagi manusia; dan e) Sumber daya alam yang terkandung dalam lingkungan hidup dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari; serta f) Mikroorganisme atau jasad renik sangat berperan dalam proses penguraian sisa-sisa jasad hidup yang telah mati sehingga tidak terjadi penumpukan bangkai makhluk hidup, tetapi hancur dan kembali menjadi unsur-unsur tanah.
Rumah Tercinta Planet Bumi ini, ketika mengunjungi Adelaide negara Australia Utara yang indah dan mencari tahu tentang keseimbangan lingkungan yang dihadapi negara itu, termasuk metode unik yang dipakai untuk menjaga ekosistemnya, tumbuh-tumbuhan dan satwa-satwa aslinya khususnya burung. Kali ini tamu kita adalah “Burung, Ecalyptus dan Mr. David”. David orang  Adelaide bukan pendiri kelompok pemelihara lingkungan atau Penasihat Pendidikan Lingkungan dan Peneliti Burung Australia. Beliau sosok masyarakat biasa, Atheis, salah satu yang perilakunya mencerminkan untuk melindungi lingkungan,  berkelanjutan dan konservasi keanekaragaman hayati  di Adelaide.
Menurut keterangan David bahwa selama beberapa tahun terakhir, kami (red. David Storch) melihat perubahan yang kasat mata pada iklim. Kami melihat di TV dan Koran-koran beberapa Negara di luar Adelaide South Australia terjadi peningkatan suhu, banjir, tanah longsor, kami melihat tingkat salju dan tingkat hujan. Kadangkala ada hujan sebelum waktunya. Ini adalah perubahan yang kami lihat pada iklim dan juga temperaturnya. Ini adalah semua perubahan dan dampak dari Global Warming. Kami melihat, mereka masih menghadapi kekeringan besar dan dampak lainnya. Kami juga mendengar mereka kehilangan beberapa dari kumpulan pepohonan asli di ekosistemnya. Ini akibat hujan yang sebelum waktunya, atau tidak ada hujan atau salju.
Seiring dengan pemanasan global, tingkat kehilangan yang cepat dari keanekaragaman hayati di Negara mereka itu juga adalah sebuah keprihatinan yang mendalam.
David melanjutkan, Kami mendengar mereka kehilangan banyak dari keanekaragaman hayati. Mereka berada dalam posisi yang jika mengabaikan sekarang, lalu untuk masa depan mereka tidak akan mempunyai keragaman hayati apa pun. Mereka harus mulai bekerja dan melindungi bagian yang masih ada. Tapi selama 30 tahun terakhir mungkin, atau lebih, akan kehilangan keanekaragaman tersebut. “Mari saya beri satu contoh. Jika lingkungan telah kehilangan 2% dari tutupan hutan nasional mereka. Mungkin ada 3.1 % (tutupan) pada tahun 1970 an, dan sekarang tahun 2000 an adalah 1.2%. Ini adalah contoh dari sebuah sumber daya  yang mereka merasakan kehilangan. Dan juga bagi satwa liar, perburuan ilegal adalah sesuatu yang berlangsung dari tahun 1970 an sampai sekarang. Dan setiap hari mereka kehilangan dua spesies, atau dua (jenis) satwa liar.
Karena isu-isu lingkungan yang serius yang mereka hadapi, mungkin langkah yang diambil untuk memberitahu masyarakat dan meningkatkan kesadaran supaya melindungi alam dan rekan sesama penghuni  bangsa itu. Satu cara yang Peduli Lingkungan  dengan Mempertahankan Keseimbangan Ekosistemnya jika ingin dicapai secara optimal mungkin dengan mengembangkan sebuah edukasi pada isu-isu ekologi untuk seluruh warga masyarakat negara itu.
Kami mempunyai program-program pendidikan lingkungan formal dan informal. Informal, kami disosialisasikan sebuah acara lingkungan yang menyeluruh yang mencakup prinsip-prinsip  lingkungan dan sumber-sumber alam. Ini adalah satu bagian dari pendidikan lingkungan yang telah kami dapatkan, termasuk pelatihan, seminar, lokakarya dan publikasi. Kami senang mendapatkan pelatihan ini. Kami telah melakukan pelatihan-pelatihan di manapun event kadang di tempat ibadah walau kami Atheis, klinik-klinik lokal, dengan para relawan, pemimpin-pemimpin lokal, dan lalu mereka melakukan pelatihan-pelatihan ini dan akan mengirim pesan ini ke orang lokal mereka untuk melarang berburu dan melindungi spesies satwa liar. Pemimpin-pemimpin keagamaan juga dibuat sadar akan pentingnya perlindungan lingkungan jadi mereka akan memberitahu masyarakat tentang isu ini dari perspektif agama.
Ketika ditanya apa saran Mr. David untuk warga bumi ini? “Saya ingin komunitas dunia untuk mendukung seluruh populasi manusia untuk menjaga kebersihan lingkungan mereka dan sadar akan nilai-nilai lingkungan dan menyumbang untuk pengurangan dampak-dampak dari perubahan iklim pada wilayah itu dan secara global. Dan saya harap seluruh populasi, populasi global, untuk menjaga dunia ini, (mengikuti) nasihat Para Pencinta lingkungan untuk menjaga keseimbangan alam, tidak mengekploitasi semua sumber daya, menjaga sumber daya untuk generasi masa depan.
Gambar diatas menunjukkan keberadaan interaksi manusia dan burung serta lingkungan dalam wujud keseimbangan ekosistem. Mr. David saat menyiangi halaman depan rumah yang ditumbuhi pohon Ecalyptus (endemic) tempat burung-burung (Parrot=Ekek.Sunda) berkembang biak, dan juga burung sejenis Tekukur berjambul yang bertengger diatas pagar pingir rumahnya tanpa merasa takut atau terusik.
Pemandangan seperti itu sudah terbiasa bagi masyarakat Adelaide. Bahkan mereka mengundang burung-burung untuk hadir di sekitar rumahnya dengan cara membuat kolam-kolam kecil untuk minum dan menanam pohon-pohon berbiji sebagai makanan burung. Bukti bahwa undangan mereka berhasil tampak banyak kotoran-kotoran burung, atau sisa-sisa makanan yang jatuh, sarang burung alamiah serta “nyanyian merdu” bersama hujan dan angin yang mewarnai lingkungan rumahnya. Lagi pula keberadaan “Rex” seekor peliharaan senantiasa berinteraksi dengan burung-burung dengan memungut sisa buah yang dijatuhkan burung menambah harmonisasi lingkungan alam sekitarnya.
Belajarlah dari Adelaide,
Menyalahkan keadaan yang terjadi di negeri kita tercinta seperti keadaan kebalikan dari Adelaide, dan kita berdiam tak tergerak melakukan perubahan sekecil apa pun bukanlah aksi yang bermanfaat. Mungkin akan lebih baik manakala kita mencoba cari tahu, merenungkan hasil dari tahu dan mencari peluang alternative memecahkan keadaan lalu bertindak, adalah bijaksana jika Belajar dari Orang Adelaide.
Mulailah berbagi mimpi. Mimpi agar semua orang benar-benar bersedia untuk berpikir dalam skala pemulihan hunian kita serta  ekosistem yang saat ini mengalami degradasi dan hancur. Berharap ada kepedulian akan keseimbangan ekosistem alamiah seperti Adelaide South Australia, pemulihan pohon-pohonan yang rindang dan semak serta rumput yang rusak seperti di di kota-kota, mempraktikkan penanaman dengan cara menanam biji-biji kembali ke dalam tanah, membiarkan berbagai jenis burung hidup liar dan benar-benar membuat hunian kita lebih hijau daripada sekarang ini. Dan itu akan mencapai  hal berikut. Akan benar-benar menghapus banyak karbon dioksida dari atmosfer, dan dengan demikian melenyapkan  perubahan iklim yang kita hadapi. Tetapi juga akan membuat keseimbangan ekosistem hunian mampu mempertahankan keharmonisannnya.
Berbagai cara dapat dilakukan kita untuk menyelamatkan ekosistem hunian ini dari kehancuran. Perilku berikut patut kita contoh, Komunitas Pelestarian Alam (KPA) melepas 300 ekor burung dari berbagai jenis agar mereka beranak pinak di taman dan ruang terbuka hijau. Di Kalimantan Timur Balikpapan dengan suka cita penuh harapan bagi Ibu-ibu, Anak-anak dan para Profesional muda dan sejumlah masyaraktaKali ini mereka meresmikan terbentuknya Komunitas Pelestarian Alam yang digagas kalangan profesional. Mereka merasa prihatin dengan rusaknya lingkungan hidup yang terjadi di negeri ini.  Salah satu cara yang dilakukan adalah melepas berbagai jenis burung ke alam bebas, agar burung-burung itu beranak pinak sehingga ekosistem alam bisa terjaga. Burung-burung itu dibeli dari tangan pedagang yang ada di Balikpapan. 100 ekor burung Jalak dan Derkuku untuk dilepas, agar keseimbangan alam ini terjaga. kelestarian alam perlu dijaga supaya tidak terjadi bencana di sana-sini. Bentuk lain mengadakan seminar bertemakan, ‘Lestarikan hutan dan rumahku’, menyambut baik gebrakan anak-anak muda yang peduli terhadap lingkungan hidup dengan sumbangan sembilan ekor burung jalak dan empat parkit untuk dilepas. Menyumbang 20 ekor burung kutilang dan Trucukan untuk dibebaskan ke alam bebas.
Agama apapun mengajarkan kita agar peduli pada lingkungan dan menjaga alam semesta dengan baik. Kita tidak dibenarkan merusak alam dan ekosistem. Selain hubungan manusia dengan Tuhan, dan manusia dengan manusia, namun juga harus dirawat hubungan manusia dengan lingkungannya termasuk binatang atau hewan. Jangan dirusak. Semoga komunitas ini bisa menggugah lapisan masyarakat lainnya untuk sama-sama peduli terhadap penyelematan alam ini dan apa yang kami lakukan bisa ditiru manusia lain. Bumi ini harus diselamatkan dari kehancuran. Dengan melepaskan kembai burung-burung ini, maka ekosistem akan terjadi. “Ekosistem adalah tempat terjadinya hubungan timbal balik antara makhluk hidup dengan lingkungannya. Ekosistem dapat terjadi secara alamiah dan dapat juga terjadi karena dibuat oleh manusia.
Ekosistem menjadi tidak seimbang jika terputusnya rantai makanan. Ketidakseimbangan ekosistem dapat diakibatkan oleh manusia dan juga karena alam itu sendiri. Semoga burung-burung yang kita lepas beranak pinak dan bisa mengisi kehidupan di alam semesta ini.”
Menurut hasil riset, hampir 40-50 persen lingkungan hidup di Indonesia rusak. Untuk memulihkannya, berbagai gerakan penghijauan sudah dilakukan. Sengaja memilih burung, supaya alam semesta ini menjadi merdu oleh kicuan atau nyanyian burung dan mereka bisa berkembang biak. Pernahkah mendengar suara nyanyian alam? Sekali-kali cobalah, dan hati ini terasa damai seakan tidak ada beban.
Kita berharap, gerakan dan kepedulian terhadap lingkungan semacam ini bisa ditiru oleh perusahaan dan pelaku usaha. Kita juga berharap seluruh komponen bersatu dan melakukan terobosan untuk menyelamatkan bumi yang sudah tidak hijau lagi. Kita harus terus menggalakkan program kepedulian terhadap alam. Agama sangat menganjurkan kepada kita untuk saling menjaga dan melestarikan bumi ini, jika kita lalai maka bencana akan datang,” pesannya. Pelepasan burung ke alam liar tersebut bukan hanya untuk menyelamatkan kerusakan alam dan ekosistemnya, melainkan juga mengandung nilai-nilai spritual dan filosofis yang sangat dalam. Selain care terhadap kelestarian alam, anggota komunitas juga peduli kepada binatang agar mereka terbang bebas dan kembali ke habitatnya.
‘Mengapa tanahku rawan kini…. Bukit-bukit telanjang berdiri. Pohon dan rumput enggan bersemi kembali. Burung-burung pun malu bernyanyi…’ itu kata Gombloh, sang penyanyi legendaris lewat lagu berjudul, ‘Lestari Alamku…

Suasana lainnya, saat manusia beraktivitas, Manusia, Burung dan Lingkungan tetap berdampingan tanpa terganggu. Dapatkan kita belajar dari fakta ini? Bukankah kita pun merindukan suara-suara alami yang mengisnpirasi untuk kebajikan di bumi, semoga.

Saung Remaja




MISTERI SMPN 1 LEMBANG
 

      Katanya sih dulu SMPN 1 LEMBANG ini bekas bangunan Belanda jadi banyak misteri yang tersimpan, misteri ada di beberapa tempat contohnya di kamar mandi, kantor, kantin, kelas, lapangan olahraga  dan masih banyak lagi hampir di semua tempat.Ada nih cerita yang paling banyak orang kenal yaitu tentang seorang wanita katanya namanya "Maria" kalo gak salah, trus ada yang bilang dia di perkosa ada juga yang bilang dia loncat dari kelas yang di atas ke lapangan basket, nah aku gak tau mana yang bener terserah kalian mau percaya yang mana.Nah, katanya kalo ada yang bilang nama dia 3kali di tempat tertentu dia bakal datang kebanyakan itu belaku di kamar mandi, kantin, lapangan basket,kelas, dan kantor,Trus pernah kejadian di kelas 7 yang sekarang dia tuh bilang gini "mana aku gak percaya kamu ada keluar kamu mana ayo keluar aku gak takut" eh tau nya dia kemasukan trus minta telor gitu dan masih banya lagi kejadin-kejadin yang lainnya.Jadi intinya kita punya banyak cerita di sekolah tapi kita jangan takut kita cuma boleh percaya sama Tuhan Yang Maha Esa.(Itsni Chintia r/7F/Eksis357)
       

Andai Kutahu

Zona Eksis

Cerpen

Hot Corner


 

                           Pembagian rapot


 
Keadaan di sekolah saat ini adalah  pembagian  raport  semester1.
“menurut  saya  nilainya memuaskan  yang paling kecil nilainya  B , ibu saya lumayan bangga” ucap Itsni dan yasmin  (kelas VII_f) .
“saya sangat yakin atas nilai  yang saya proleh “ ucap silvi (kelas VII-c )
Keadaan di sekitar  sekolah pun  lebih ramai karna di padati  oleh para   orang tua yang mengambil rapot anaknya tersebut.  
(oleh kelompok merah)


Taekwondo


       Salah satu eskul yang  ada di sekolah  yaitu taekwondo.
Menurut saya eskul taekondo adalah salah satu eskul beladiri  yang di ikuti oleh beberapa siswa smpn 1 lembang   .
“eskul taekwondo itu rame,asik latihanya setiap hari kamis dan sabtu , kenaikan sabuknya 3 bulan sekali” ucap salmah (kelas VII-I)  






Persiapan diklat PMR



salah satu calon anggota PMR  yang bernama Hana (kelas VII-A) menyatakan  besok (22-desember-2013) akan diadakan diklat yang mengharuskan membawa  berbagai keperluan yang berhubungan dengan PMR seperti , bendera ,tongkat,makanan ringan,dll.
Acara di perkirakan berlangsung  3 hari 2 malam. 
                                                                 PKS

    Persiapan PKS dalam mengadakan acara diklat sudah dipersiapakan dengan mantap, ada beberapa pembina yaitu Triani, Wita, Hedi. Acara ini dilakukan untuk melatih mental dan fisik anak - anak, acara ini bertempat di pos PKS dan ruang Piket. Peserta yang akan didiklat kumpul jam(07.00-selesai) menurut mereka kesulitan  acara suka bentrok dan susah untuk menyesuaikannya.(Fitri Susanti,Itsni Chintia R,Wanda Aji Aprila,Yasmin Putri A/7F/Eksis357)
  
                                                      PASJARPARA 

     Persiapan pasjarpara untuk mengadakan acara ini banyak mengadakan rapat untuk menentukan barang - barang dan susunan acara. Nama pembinanya Kak Andri, acara di lakukan di aula, acara dilakukan untuk pelantikan dari calon pasjar menjadi anggota pasjar dan kedekatan senior dengan juniornya serta menguji fisik dan mental. Senior diadakan kemarin dan sekarang calon anggota pasjar. kesulitan dalam acara ini adalah harus bisa mempertanggungkan acara.
(Fitri Susanti,Itsni Chintia R,Wanda Aji Aprila,Yasmin Putri A/7F/Eksis357)

Tamu kita

Puisi & Lagu

Lintas Ekskul

ACARANYA BARUDAK JURNALISTIK EKSIS 357 


Pada hari Sabtu, 2 November 2013, ekstrakulikuler Eksis 357 SMPN 1 Lembang mengadakan "Seminar Foto Jurnalistik, Lomba Foto dan Pameran Foto" yang bertempat di aula SMPN 1 Lembang, Acara ini mengundang pembicara yang sangat berkompeten di bidangnnya yaitu Bapak Dudi Sugandi dari Koran Pikiran Rakyat dan Bapak Sjuaibun Ilyas seorang Fotografer profesional yang di moderatori 2 orang guru terbaik kami Bapak Drs. Priono dan Ibu Dra. Titin Rostika. Para peserta berasal dari intern sekolah dan juga undangan dari beberapa sekolah. Acara tersebut di buka oleh Kepala Sekolah SMPN 1 Lembang Bapak Drs H. Wawan Kuswandi, M.Pd dan di sambut oleh alunan angklung para anak didik ibu Dra. Ina Herlina. Zulfa Nabilah ketua pelaksana Acara ini mengatakan bahwa acara tersebut insyaallah akan di laksanakan setiap tahun dan mudah-mudahan setiap tahunnya dapat berjalan dengan baik.
Untuk pertama kalinya acara ini tidak menggunakan anggaran dari sekolah, namun berkat kerjasama para sponsor. Kami sangat berterimakasih yang sebesar-besarnya kepada para seponsor seperti Indosat, BNI Lembang, Pikiran Rakyat, Mizan dan Alumni SMPN 1 Lembang Bapak Aa Umbara Sutisna. karena berkat Sponsor Acara tersebut dapat berjalan dengan lancar. (Arista/Eksis 357)



Juara I Lomba Foto di menangkan oleh Fajri Mufidah dengan judul foto Gedung Tua

star

Idol 357


GURU YANG BAIK HATI


Kalian pasti tahu tentang Ibu guru kita yang satu ini, Ibu Dra. Titin Rostika. Beliau lahir  di Bandung, 16 Desember 1964 berarti skarang sudah berumur 46 tahun, Suami bu titin bernama bapak Yono dan di karuniai dua orang anak bernama Taufiq dan ja’far. “hobby saya adalah mengajar  dan berbalanja, serta saya sangat senang makan Durian dan Ice Cream”..Aduh ibu kapan-kapan ajakin kita makan Durian Kaliiii… J.

Ibu titin lama mengajar di SMPN 1 Lembang sudah 23 tahun … Lama Juga yaa.. beliau luluasan dari UPI alis Universitas Indonesia di English Department. Satu kata “Exciting”..ketika di Tanya bagaimana rasanya mengajar . “they like my friends “ (murid-murid maksudnya ibu…) “I don’t have any bad experience, they are same” asik kan guru kita ini. Menurut pendapat beberapa murid bu titin adalah salah satu guru favorit yang baik hati dan menyenangkan, dengan rendah hati bu titin berkata “ Siapa bilang saya guru favorit, saya hanya seorang guru yang mencoba untuk mengajar dengan perasaan dan hati (Who sat? !’am only a teacher who try to teach with love). Pesan terhadap para murid jadilah diri sendiri dan cintai yang lain. Thank’s ibu Titin Rostika yang akan selalu menjadi guru Favorit kami. (By.Arista Aulia)

Fokus kita

Tim Redaksi

Eksis 357


Pelindung :
Kepala Sekolah SMPN 1 Lembang
(Drs. H Wawan Kuswandi M.Pd)
Komite Sekolah SMPN 1 Lembang
Penasihat :
Wakil Kepala Sekolah, PKS Kesiswaan
PKS Kurikulum, PKS Sarana, PKS Humas
Pembina :
Karmila
Pimpinan Redaksi :
Mega Melisa
Sekertaris Redaksi :
Maulana
Bendahara :
Yolanda Irawan
Redaksi siswa :

Fazri Mufudah, Zulfa Nabilah, Rida Sitinurjanah, 
Almira Ainayah, Amira, Ica, Arista Aulia,
Itsni Chintia, Wulan Putri, Shelma Dini, Fitri susanti,
Wanda Aji, Rina Rahmawati, Fitri Fatrisia,
Zahra dina,Shahnaz jihan, Megasakti.
Pemasaran :
Tim Jurnalistik SMPN 1 Lembang
Alamat Redaksi :
SMP Negeri 1 Lembang No. 357
Lembang - Bandung 40391


Pena Redaksi

Eksis, Blog untuk Bankzie


Hai warga 357 !
Alhamdulilah, blog majalah Eksis Jurnalistik SMPN 1 Lembang sudah aktif. menurut sejarah terbitan pertama Majalah Eksis 357 yang di pimpin oleh Dra Ai Koraliati, lahirnya majalah ini berawal dari sebuah peristiwa ketika itu majalah dinding sekolah kita mendapat juara ke-2 pada lomba majalah dinding se-Bandung Raya, maka atas dasar itulah SMPN1 Lembang menerbitkan majalah bernama Eksis 357, Eksis yang berarti Eksistensi dan 357 yang di ambil dari alamat SMPN 1 Lembang yang berada di Jl. Raya Lembang No. 357. Nama yang keren dan mudah di ingat.
Semoga dengan adanya Blog ini, lebih menggiatkan para siswa untuk mengeksfresikan diri mereka melalui karya tulis, desain gambar ataupun fotografi. mari berkarya untuk warga SMPN 1 Lembang. (Karmila/Pembina)